Program terbit gratis spesial ultah muhrodim AM yang
diselenggarakan Pena House selama bulan februari kemarin sudah berakhir. Tepat
tanggal satu maret, Pena House beserta lini-lininya mulai disibukkan dengan
editing naskah yang jumlahnya sangat spektakuler. 151 naskah? Kebayang, kan? Lini-lini
Pena House membantu induknya dengan menyelesaikan masing-masing lima naskah,
sesuai dengan kesepakatan yang dibuat sebelum program terbit gratis
diluncurkan.
Menjadi bagian dari Pena House, sebagai pimpinan Dhesfi
Pressindo, aku juga ikutan kelimpungan, tapi juga senang. Deadline editing dan
layoutnya hingga tanggal 15 Maret 2016. Sebagai seorang pemula, iya pemula,
baru kali ini diserang 5 naskah yang jumlah halamannya masing-masing 100
halaman. Biasanya aku hanya mengedit dan layout satu naskah setiap bulannya.
Tak mau membuang-buang waktu, setelah Lavirra Az-Zahra,
pimpinan Pena House mengirimkan kelima naskah bagianku. Aku langsung mengedit
satu naskah dan melayoutnya. Namun baru beberapa halaman yang sudah rapi,
monster itu datang.
Ini dia penampakannya...
Namanya Zahra, adik sepupuku yang cerewet dan nakalnya
sebelas duabelas dengan Marsha.
“Kakak ngapain?”
“Lagi sibuk, jangan ganggu.”
“Boleh pinjam? Mau main Zombie.”
“Gak boleh, kakak harus selesaiin naskah orang.”
“Naskah itu apa?”
“Tulisan, buat dijadiin buku.”
“Hoo, Ara (dia menyebut namanya begitu) juga mau buat buku. Besok
cetakin buku Ara ya, Kak. Buat belajar.”
Dia terus ngomel dan aku diam saja.
“Udah siap? Pinjam mau main Zombie.”
Okeh! Aku ngalah. Sepertinya ngeditnya ditunda besok saja. Aku
istirahat dulu. Dan membiarkan Zahra memainkan laptop.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar